50 Juta Ton Per Thn, Sampah Elektronik Masuk PBB
Written by Eko Junaedy | |
Selasa, 28 November 2006 | |
Sampah elektronik diperkirakan mencapai 50 juta ton per tahun. Masalah ini menjadi bahasan dalam konferensi yang digelar Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) selama satu minggu, di ibu Kenya, Nairobi.
Sampah elektronik (e-waste) sudah saatnya mendapat perhatian lebih. PBB mengamati ada kecenderungan di mana negara-negara kaya dengan mudah membuang sampah elektronik ke negara-negara miskin di benua Afrika. Steiner mengatakan pengelolaan e-waste yang tidak baik dapat mencemari lingkungan dengan bahan kimia beracun dan logam berat. Pertumbuhan e-waste dipicu maraknya pertumbuhan bisnis elektronik. Harga produk yang makin murah menyebabkan menurunnya biaya untuk mengganti komputer, ponsel dan perangkat elektronik lainnya. Makin pesatnya perkembangan teknologi, menyebabkan makin singkatnya usia produk yang dihasilkan. Begitu ada yang baru, konsumen ingin menggantinya dengan yang baru karena merasa produk yang lama sudah ketinggalan jaman. Sebelumnya, e-waste banyak yang dibuang ke negara-negara Asia seperti Cina dan India. Tapi seiring dengan makin ketatnya regulasi, sampah-sampah tersebut lari ke negara-negara Afrika. Studi terbaru dari Basel Action Network menemukan bahwa sedikitnya ada 100.000 unit produk elektronik masuk ke Lagos, Nigeria tiap bulannya. “Kalau saja produk-produk tersebut tergolong bagus atau barang bekas yang masih bisa dipakai, tentunya bisa memberi kontribusi positif bagi pembangunan,” kata Steiner. “Tapi, para pakar setempat memperkirakan 75 persen dari produk tersebut sudah tidak bisa dipakai lagi — atau dengan kata lain itu adalah e-waste,” imbuhnya. Jika dibakar dengan cara biasa, sampah-sampah tersebut bisa menimbulkan racun dan zat kimia berbahaya seperti barium dan merkuri yang dapat meracuni tanah.(nks/oyd) Sumber : Detiknet |
Tinggalkan komentar